Friday, December 12, 2008

Sehat dengan Sidaguri

Oleh Prof Hembing Wwijayakusuma

Tumbuhan Sidaguri merupakan habitus perdu dengan tinggi sekitar 0,1-2 meter. Tumbuh tegak dan banyak bercabang. Daunnya tunggal, berubah-ubah berbentuk bulat telur, memanjang dengan bentuk belah ketupat berbentuk lanset atau bulat telur terbalik. Tepinya bergerigi dengan ujung yang terpancung lebar, panjangnya antara 1,5-4 meter, lebar 1-1,5 cm.

Kandungan kimia sidaguri pada daunnya terdapat alkaloid, kalsium oksalat, tanin, saponin, fenol, asam amino, minyak terbang, zat philegmatic yang digunakan sebagai peluruh dahak. Batangnya mengandung tanin dan kalsium oksalat sementara akarnya mengandung kaloid, steroid dan efedrine.

Pada pemakaian luar, tanaman Sidaguri digunakan untuk mengobati TBC, kelenjar leher, kudis, bisul, bengkak karena tulang patah (letak tulang sudah diperbaiki): daun sidaguri segar dicuci dan dihaluskan lalu ditempelkan pada bagian yang sakit. Untuk mengobati bisul, gunakan akar sidaguri dicuci dan dihaluskan lalu diremas dengan air garam secukupnya, ditempelkan pada bisul lalu dibalut. Lakukan 2 kali sehari.

Bila mengalami luka berdarah, gunakan akar segar secukupnya ditumbuk halus lalu ditempelkan pada luka. Atau gunakan 10 lembar daun sidaguri, 10 lembar daun ketepeng cina dan 1 sendok makan kapur sirih, dilumatkan lalu digunakan untuk melumasi borok. Lakukan 1 kali sehari.

Bila menderita kulit gatal, gunakan daun Sidaguri segar secukupnya dicuci bersih lalu dihaluskan, tambahkan minyak kelapa, diaduk hingga rata dan diolesi pada kulit yang gatal. Lakukan secara teratur hingga sembuh. Untuk mengobati sakit gigi, gunakan 10 gram akar Sidaguri, 10 gram jahe, dihaluskan lalu digunakan untuk menambal gigi yang sakit. Lakukan 3 kali sehari.

Bila digigit serangga, gunakan 30 gram bunga Sidaguri dihaluskan lalu ditempelkan pada luka bekas gigitan dan dibalut. Lakukan 2 kali sehari.

Pada pemakaian dalam, tumbuhan Sidaguri dapat digunakan untuk mengobati rematik. Gunakan 60 gram Sidaguri direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum.

Bila mengalami gangguan pertumbuhan, dapat menggunakan 30 gram tumbuhan Sidaguri, 30 gram umbi daun dewa direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring airnya diminum. Sidaguri juga dapat dipakai untuk mengobati asma. Caranya, ambil 60 gram akar Sidaguri dan 30 gram gula pasir direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring lalu airnya diminum.

Untuk mengobati radang usus disentri, gunakan 30 gram Sidaguri, 30 gram daun sendok/ki urat dan 30 gram krokot, direbus dengan 800 cc hingga tersisa 400 cc, disaring airnya lalu diminum untuk 2 kali sehari. Bila menderita radang lambung, gunakan 20 gram akar Sidaguri, 10 gram jahe, direbus dengan 400 cc air hingga tersisa 200 cc disaring airnya lalu diminum.

Untuk mengobati radang kelenjar payudara, gunakan 30 gram tumbuhan Sidaguri, 30 gram jombang direbus dengan 600 cc air hingga tersisa 300 cc, disaring dan diminum airnya hangat-hangat. Mengobati muntah darah dengan menggunakan 60 gram tumbuhan Sidaguri, 30 gram akar alang-alang dan 100 gram daging sapi, ditim dengan air secukupnya hingga daging matang lalu dagingnya dimakan, airnya diminum.

Bila menderita sakit kuning, dapat menggunakan 30 gram Sidaguri dan 10 gram akar kacapiring direbus dengan 800 cc air hingga tersisa 400 cc, disaring lalu airnya diminum.

Menghilangkan cacing kremi dengan 15 gram Sidaguri, 15 gram daun pare, 1 buah mengkudu, dicuci dan dihaluskan lalu tambahkan 200 cc air masak dan sedikit garam, diperas dan diminum airnya. Lakukan 1 kali sehari. Untuk mengobati bisul, gunakan 30-60 gram akar berikut batang Sidaguri dan 30 gram gula merah ditim dengan air masak secukupnya, lalu diminum.
Catatan: Setiap pemakaian dilakukan secara teratur sesuai anjuran. Untuk penyakit yang serius disarankan tetap konsultasikan ke dokter.

[ Prof HM Hembing Wijayakusuma, ahli pengobatan trasidional dan akupunktur, Ketua Umum Perhimpunan Pengobat Tradisional & Akupunktur se-Indonesia (Hiptri) ]
Sumber :Suara Karya Minggu, 27 November 2005

No comments:

Post a Comment